BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)
Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi
maka semakin meningkat pula kebutuhan akan fasilitas-fasilitas telekomunikasi. kebutuhan
pelanggan pun mulai beranjak dari penggunaan telepon menuju ke komunikasi data,
yang memiliki permasalahan pada kecepatan yang lebih tinggi. Pengiriman data
pada suatu sistem telekomunikasi membutuhkan media transmisi. Media transmisi
adalah alat penyampai informasi dari sumber informasi (komunikator) ke penerima
informasi.
1. Pengertian
JARLOKAT
Jaringan
Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT) merupakan jaringan akses dari sentral ke
pelanggan dengan menggunakan tembaga sebagai media aksesnya. Konfigurasi dasar JARLOKAT
ditunjukkan seperti pada gambar.

Gambar 2.1 Konfigurasi dasar
JARLOKAT
Keterangan :
a.
Sentral
Telepon.
b.
Main Distribution Point / Rangka Pembagi Utama
c.
Kabel Primer
d.
Rumah Kabel
e.
Kabel Sekunder
f.
Kotak Pembagi
/ Distribution Point
g.
Drop Wire
h.
Kotak Terminal
Batas
i.
Kabel Rumah
j.
Rowset
k. Pesawat Telepon
2.
Konfigurasi Jaringan Lokal Akses Tembaga
Ada tiga
konfigurasi Jaringan Lokal Akses Tembaga, yaitu :
a. Jaringan Catu Tidak Langsung

Gambar
2.2 Jaringan Catu Tidak Langsung
Jaringan catu tidak langsung yaitu jaringan dimana saluran para pelanggan
dicatu ke KP (Kotak Pembagi) terdekat, yang terhubung terlebih dahulu dengan RK
(Rumah Kabel), yang akan diteruskan ke MDF (Main
Distribution Frame). Penyambungan saluran dari KP ke RK sama dengan
jaringan catu langsung (tetap), tetapi penyambungan seterusnya ke MDF di RK
dilakukan tidak tetap (melalui Jumper
Wire). Jaringan catu tidak langsung seperti ini banyak digunakan pada
pemakaian saluran di kota-kota yang jumlah pelanggannya besar dan jauh dari
lokasi sentral telekomunikasi.
Jaringan Catuan Tidak
Langsung digunakan untuk kondisi :
1). Jumlah Pelanggan banyak.
2). Daerah yang lokasinya jauh dari sentral.
3). Daerah yang pelanggannya menyebar.
b. Jaringan Catu Langsung

Gambar 2.3
Jaringan Catu Langsung
Jaringan Catu Langsung yaitu jaringan dimana pelanggan mendapat pencatuan
saluran dari DP (Distribution Point)
dan langsung di hubungkan dengan MDF (Main
Distribution Frame) tanpa melalui RK (Rumah Kabel). Semua urat pasang kabel
dari DP tersambung langsung ke MDF pada sentral. Jaringan catu langsung ini
biasanya digunakan di kota kecil yang jumlah pelanggannya sedikit sehingga
jumlah DP juga sedikit. Disamping itu juga, dapat digunakan di kota besar
khusus untuk daerah sekitar Sentral Telekomunikasi beradius 300 – 500 m dari
sentral.
Jaringan catuan langsung digunakan untuk kondisi :
1). Untuk mencatu daerah yang dekat dengan sentral.
2). Kota-kota kecil yang pelanggannya masih sedikit.
3). Daerah dengan pelanggan VIP.
4). Digunakan di daerah yang sempit tapi memiliki
permintaan tinggi
c. Jaringan Catu Kombinasi
Jaringan ini merupakan kombinasi dari kedua jenis jaringan diatas, yaitu
:
1). Digunakan catu langsung jika :
a). Daerahnya
dekat sentral.
b). Banyak
pelanggan VIP.
2). Digunakan catu tidak langsung jika :
a). Daerahnya
jauh dari sentral.
b). Pelanggannya
tersebar.
c). Demandnya tinggi.
Dengan jaringan kombinasi ini maka pemakaian jaringan dapat dioptimalkan.
Berikut merupakan gambar jaringan catu kombinasi :

Gambar 2.4
jaringan Catu Kombinasi
3. Bagian-bagian
perangkat dari Jaringan Lokal Akses Tembaga
a. Main
Distribution Frame (MDF)
MDF merupakan perangkat yang ada di sentral yang berfungsi sebagai tempat
penyambungan kabel primer dengan kabel yang keluar dari sentral. Selain itu MDF
juga berfungsi sebagai tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan. Penempatan
MDF harus diperhitungkan
Karena MDF merupakan titik awal Penyambungan kabel. Bentuk MDF tergantung
pada jenis sentral telekomunikasi yang digunakan. Pada sentral yang masih
manual hanya berbentuk papan atau lemari perkawatan, sedangkan pada sentral otomat
MDF berbentuk kerangka besi.
Suatu MDF perlu dilengkapi dengan berbagai macam peralatan untuk
memudahkan penyambungan kabel yang keluar masuk. Diantara peralatan tersebut,
yang biasanya adalah :
1). Terminal Blok
Vertikal
Merupakan tempat diterminasikannya kabel primer, yang dipasang pada MDF
ke arah luar. Kapasitas terminal blok vertikal dibedakan atas kapasitas
sambungannya. Dengan menggunakan kawat penyambung (Jumper Wire), terminal blok ini dihubungkan dengan terminal blok
hirozontal. Pada sentral SPC analog maupun digital, biasanya digunakan terminal
blok berkapasitas 100 pasang.

Gambar
2.5 Terminal Blok Vertikal
2). Terminal Blok
Horizontal
Merupakan terminal tempat terminasi kabel yang datang dari sentral.
Terminal ini dipasang pada MDF kearah sentral dengan kapasitas biasanya 100
pasang urat kabel.87897987987987

Gambar 2.6
Terminal Blok Horizontal
b. Rumah Kabel (RK)
Adalah titik terakhir dari jaringan kabel primer, dan titik permulaan
dari jaringan kabel sekunder. Dimana RK di kondisikan sebagai tempat
penyambungan serta peralihan yang fleksibel dari jaringan kabel primer ke
jaringan kabel sekunder. Kapasitas RK disesuaikan oleh jumlah total pasang
kabel primer dan sekunder yang dapat di terminasikan. Di dalam RK terdapat dua
blok terminasi kabel, yaitu terminasi kabel primer yang datang dari MDF dan
terminasi kabel sekunder yang akan mewakili dari daerah RK menuju ke DP. Antara
blok terminal primer dan sekunder dihubungkan dengan satu Jumper Wire untuk masing-masing nomor pelayan.asdsadasdsad

Gambar 2.7 Rumah Kabel
Fungsi RK dapat
dibedakan :
1). Tempat penyambungan kabel primer dengan kabel
sekunder.
2). Tempat peralihan kabel besar menjadi beberapa bagian
kabel kecil.
3). Tempat dilaksanakannya pengetesan guna melokalisasi
gangguan.
4). Tempat pelaksanaan penjamperan antar sisi terminal
blok primer ke sisi terminal blok sekunder.
c. Distribution
Point (DP)
Adalah terminal kabel yang berguna untuk terminasi akhir kabel sekunder
dan terminasi awal saluran pelanggan. DP berfungsi sebagai:
1). Tempat penyambungan kabel sekunder dan kabel
penanggal.
2). Tempat pengetesan untuk mengetahui posisi gangguan
pada jaringan.
3). Tempat mutasi jaringan yang menuju ke pelanggan.

Gambar
2.8 Kotak Pembagi Atas Tanah
e. Terminal Blok
Merupakan tempat persambungan kabel penanggal dengan kabel yang dipasang
di dalam rumah pelanggan (Indoor Cable).
Terminal blok ini biasanya dipasang diluar dinding rumah pelanggan.

Gambar
2.9 terminal blok
f. Rowset (papan sambung pesawat telepon)
Merupakan terminal atau titik persambungan terakhir
sebelum sampai pada pesawat telepon. Ini terletak dekat pesawat telepon, dan
malah menyatu dengan pesawat telepon itu sendiri.

Gambar
2.10 Rowset
4. Kabel
yang digunakan di Jaringan Lokal Akses Tembaga
a.
Kabel Primer
Kabel primer berfungsi untuk menghubungkan MDF (Main Distribution Frame) suatu sentral telekomunikasi dengan RK
pada sistem catuan tidak langsung dan dengan DP pada sistem catuan langsung.

Gambar 2.11
Kabel Primer
b.
Kabel Sekunder
Kabel sekunder berfungsi menghubungkan RK ke DP. Jaringan kabel sekunder
dapat dipasang di atas tanah dan dapat juga dipasang secara tanam langsung,
tergantung pada kemungkinan pengembangan jumlah pelanggan yang akan di catu.
Kapasitas maksimum kabel sekunder adalah 200 pasang.
Gambar 2.12
Kabel Sekunder
c.
Kabel
Penanggal
Kabel penanggal berfungsi untuk menghubungkan DP
dengan terminal blok yang ada dirumah pelanggan, jenis kabel yang di gunakan
sebagai penanggal ini umumnya adalah Drop-Wire.
Baik Drop-Wire yang menggukanan
Penguat maupun tidak menggunakan penguat.

Gamber 2.13 Kabel Penanggal tanpa Penguat

Gamber 2.14 Kabel Penanggal dengan Penguat Baja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar