Senin, 20 Oktober 2014
Minggu, 19 Oktober 2014
Profil Penulis

Nama : Muhammad Microsoft Nur Addinsha
Kelas : XIID
Sekolah : SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru
Asal Sekolah : SMPN 1 Banjarbaru
Tempat, Tanggal Lahir : Lamongan, 14 November 1997
Twitter : @MMNAddinsha
Facebook : Muhammad Microsoft
Menu Utama
Blog ini dibuat untuk menuntaskan tugas Kak Widdi Hermawan dalam mata pelajaran : Web Design
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Husnul Ridho, Muhammad, 2014, Pedoman Magang 2014. Banjarbaru : SMK Telkom Sandhy Putra
Banjarbaru.
Ika Puteri, Anggraini, 2013, Pembuatan Animasi
Jalur Penerbangan Dengan Software Photoshop dan Adobe Flash Di PT. ANGKASA
PURA 1 (PERSERO) BANDAR UDARA SYAMSUDINN NOOR BANJARMASIN. Laporan tidak
dipublikasikan. Banjarbaru : SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru
Konstruksi dan Instalasi Jaringan Kabel
Tembaga. Divlat PT. TELKOM INDONESIA. Bandung. 1997.
____, ____, Konfigurasi Jaringan Telepon dan Penanganan gangguan di MDF,
[online],
http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wpcontent/uploads/2012/05/L2F607040_MKP.pdf, (diakses pada tanggal 21 September
2014).
BAB IV
BAB IV
PENUTUP
Hasil Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) di Kantor DIVA Telkom Malang
Kota selama ± 3 bulan dibuat dalam
laporan berdasarkan pada pengalaman, pelajaran, praktek dan
data-data yang dihimpun selama PSG. Program PSG yang telah dilaksanakan
memberikan manfaat yang sangat besar bagi penulis dan seluruh
siswa-siswi SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru pada umumnya. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan laporan masih terdapat banyak kekurangan, yang disebabkan
karena keterbatasan pengetahuan
yang penulis miliki.
Pada akhir
laporan PSG, penulis membuat beberapa kesimpulan dan saran-saran yang semoga
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca.
A.
Kesimpulan
1.
Jarak kabel yang digunakan akan mempengaruhi
kualitas akses.
2. Jaringan lokal akses tembaga merupakan
jaringan yang terbentuk oleh berbagai unsur dan konfigurasinya yang dihubungkan
dengan kabel tembaga.
3. Gangguan yang paling sering terajadi
pada Jaringan Lokal Akses Tembaga adalah gangguan yang terjadi pada saluran
penanggal dan IKR (Instalasi Rumah dan Pesawat Telepon).
B.
Saran
1.
Saran bagi Tempat Pendidikan Sistem
Ganda
a. Lebih banyak
memberikan kepercayaan kepada peserta PSG untuk mengerjakan suatu pekerjaan,
sehingga jam kerja dapat diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan waktu yang
ada tidak terbuang sia-sia.
b. Lebih sering
berkomunikasi dengan peserta PSG sehingga peserta tidak merasa canggung saat
ingin menanyakan suatu hal yang diperlukan atau hal yang tidak dipahami oleh
peserta PSG.
2.
Saran bagi sekolah
a. Pemberian
informasi serta gambaran mengenai kondisi dan suasana di industri kepada siswa
yang akan melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda.
BAB III
BAB III
Mengatasi
Gangguan Telepon
A. Gambaran Umum Perusahaan
AREA
NETWORK MALANG merupakan unit organisasi yang melaksanakan penyelenggaraan
fungsi operasi network (selain
jaringan akses) infrastruktur telekomunikasi PT. Telkom Indonesia yang berada
di cakupan area Malang. ARNET Malang dibentuk berdasarkan KD. 68/PS150/COP-B0030000/2006
tentang Organisasi Divisi Infrastruktur, dimana dipimpin
oleh Manager Area ( MGR AREA ), dimana MANAR bertanggung jawab atas efektifitas
penyelenggaraan pengelolaan fungsi operasi dan pemeliharaan network pada lingkup operasi layanan network di wilayah cakupan area malang.
Sehingga dapat dipastikan bahwa dukungan kesiapan operasi dan kualitas network untuk penyelenggaraan layanan
jasa infocom di wilayah area network
Malang dapat berfungsi secara memadai.
Dalam
menjalankan tugasnya MGR ARNET Malang dibantu oleh 7 Assiten Manager ( ASMAN )
dan 3 Koordinator Lokasi ( KORLOK), sebagai berikut:
1. ASMAN
LOGISTIC & ADMINISTRATION
2. ASMAN
O&M TRANSMISI RADIO dan MULTIPLEX
3. O&M
TRANSMISI SKSO
4. O&M
SWITCHING TRUNK
5. O&M
SWITCHING LOKAL
6. O&M
MULTIMEDIA
7. O&M
CIVIL & ME (CME)
8.
LOGISTIC & ADMINISTRATION
B. Pekerjaan yang dilakukan
Pekerjaan dimulai pada
hari senin sampai jum’at, penulis berangkat dari rumah ke kantor sekitar jam
7.30 jam setempat, penulis menuju kantor menggunakan kendaraan umum.
Sesampainya di kantor penulis menunggu pembimbing lapangan di ruangan MDF.
Pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda di Kantor Divisi Akses Area Malang Kota, yang berlangsung selama ±
3 bulan. Penulis ditempatkan di MDF Malang Kota dengan bermacam-macam kegiatan
seperti pencabutan telepon, penanganan gangguan telepon, validasi, Pasang Speedy Baru.
C. Prosedur
Kerja
1. Penulis
menerima surat tugas dari HelpDesk.
2. Penulis
dan Pembimbing Lapangan memastikan alamat pelanggan yang mengalami gangguan.
3. Penulis
dan Pembimbing Lapangan menuju ke rumah pelanggan, menyampaikan maksud
kunjungan, meminta izin melakukan pemeriksaan di KTB untuk memastikan letak
gangguan apakah kearah IKR atau MDF.
4. Jika
kearah IKR perbaikan segera diperbaiki, jika dalam perbaikan gangguan
diperlukan material pokok (contoh : kabel PVC), maka sebelum dikerjakan teknisi
melakukan komunikasi kepada pelanggan perihal kebutuhan tersebut, jika
pelanggan tidak bersedia menyiapkan barang yang dibutuhkan maka perbaikan
dilakukan dengan cara memanfaatkan material bekas dan pelanggan diberi
penjelasan bahwa kerusakan karena kualitas instalasi sudah tidak bagus,
sehingga kemungkinan suatu saat bisa menyebabkan terjadinya gangguan lagi dalam
waktu yang tidak terlalu lama.
5. Jika
letak gangguan terletak ke arah MDF ( dari KTB
ke arah MDF ), teknisi memberitahukan kepada pelanggan bahwa kerusakan
diantara KTB sampai dengan MDF, akan segera diperbaiki dan apabila telah
selesai dan sudah baik, maka akan diberitahukan melalui telepon.
D. Permasalahan yang dihadapi
1. Pada perangkat Rowset yang sudah tidak layak pakai lagi.
1. Pada perangkat Rowset yang sudah tidak layak pakai lagi.
2. Kesalahan Penjumperan pada Rumah Kabe.
E. Pemecahan Masalah
1. Mengganti perangkat.
1. Mengganti perangkat.
2. Merapikan kabel yang ada di Rumah Kabel, melihat data yang ada di dalam Rumah Kabel.
BAB II
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)
Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi
maka semakin meningkat pula kebutuhan akan fasilitas-fasilitas telekomunikasi. kebutuhan
pelanggan pun mulai beranjak dari penggunaan telepon menuju ke komunikasi data,
yang memiliki permasalahan pada kecepatan yang lebih tinggi. Pengiriman data
pada suatu sistem telekomunikasi membutuhkan media transmisi. Media transmisi
adalah alat penyampai informasi dari sumber informasi (komunikator) ke penerima
informasi.
1. Pengertian
JARLOKAT
Jaringan
Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT) merupakan jaringan akses dari sentral ke
pelanggan dengan menggunakan tembaga sebagai media aksesnya. Konfigurasi dasar JARLOKAT
ditunjukkan seperti pada gambar.

Gambar 2.1 Konfigurasi dasar
JARLOKAT
Keterangan :
a.
Sentral
Telepon.
b.
Main Distribution Point / Rangka Pembagi Utama
c.
Kabel Primer
d.
Rumah Kabel
e.
Kabel Sekunder
f.
Kotak Pembagi
/ Distribution Point
g.
Drop Wire
h.
Kotak Terminal
Batas
i.
Kabel Rumah
j.
Rowset
k. Pesawat Telepon
2.
Konfigurasi Jaringan Lokal Akses Tembaga
Ada tiga
konfigurasi Jaringan Lokal Akses Tembaga, yaitu :
a. Jaringan Catu Tidak Langsung

Gambar
2.2 Jaringan Catu Tidak Langsung
Jaringan catu tidak langsung yaitu jaringan dimana saluran para pelanggan
dicatu ke KP (Kotak Pembagi) terdekat, yang terhubung terlebih dahulu dengan RK
(Rumah Kabel), yang akan diteruskan ke MDF (Main
Distribution Frame). Penyambungan saluran dari KP ke RK sama dengan
jaringan catu langsung (tetap), tetapi penyambungan seterusnya ke MDF di RK
dilakukan tidak tetap (melalui Jumper
Wire). Jaringan catu tidak langsung seperti ini banyak digunakan pada
pemakaian saluran di kota-kota yang jumlah pelanggannya besar dan jauh dari
lokasi sentral telekomunikasi.
Jaringan Catuan Tidak
Langsung digunakan untuk kondisi :
1). Jumlah Pelanggan banyak.
2). Daerah yang lokasinya jauh dari sentral.
3). Daerah yang pelanggannya menyebar.
b. Jaringan Catu Langsung

Gambar 2.3
Jaringan Catu Langsung
Jaringan Catu Langsung yaitu jaringan dimana pelanggan mendapat pencatuan
saluran dari DP (Distribution Point)
dan langsung di hubungkan dengan MDF (Main
Distribution Frame) tanpa melalui RK (Rumah Kabel). Semua urat pasang kabel
dari DP tersambung langsung ke MDF pada sentral. Jaringan catu langsung ini
biasanya digunakan di kota kecil yang jumlah pelanggannya sedikit sehingga
jumlah DP juga sedikit. Disamping itu juga, dapat digunakan di kota besar
khusus untuk daerah sekitar Sentral Telekomunikasi beradius 300 – 500 m dari
sentral.
Jaringan catuan langsung digunakan untuk kondisi :
1). Untuk mencatu daerah yang dekat dengan sentral.
2). Kota-kota kecil yang pelanggannya masih sedikit.
3). Daerah dengan pelanggan VIP.
4). Digunakan di daerah yang sempit tapi memiliki
permintaan tinggi
c. Jaringan Catu Kombinasi
Jaringan ini merupakan kombinasi dari kedua jenis jaringan diatas, yaitu
:
1). Digunakan catu langsung jika :
a). Daerahnya
dekat sentral.
b). Banyak
pelanggan VIP.
2). Digunakan catu tidak langsung jika :
a). Daerahnya
jauh dari sentral.
b). Pelanggannya
tersebar.
c). Demandnya tinggi.
Dengan jaringan kombinasi ini maka pemakaian jaringan dapat dioptimalkan.
Berikut merupakan gambar jaringan catu kombinasi :

Gambar 2.4
jaringan Catu Kombinasi
3. Bagian-bagian
perangkat dari Jaringan Lokal Akses Tembaga
a. Main
Distribution Frame (MDF)
MDF merupakan perangkat yang ada di sentral yang berfungsi sebagai tempat
penyambungan kabel primer dengan kabel yang keluar dari sentral. Selain itu MDF
juga berfungsi sebagai tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan. Penempatan
MDF harus diperhitungkan
Karena MDF merupakan titik awal Penyambungan kabel. Bentuk MDF tergantung
pada jenis sentral telekomunikasi yang digunakan. Pada sentral yang masih
manual hanya berbentuk papan atau lemari perkawatan, sedangkan pada sentral otomat
MDF berbentuk kerangka besi.
Suatu MDF perlu dilengkapi dengan berbagai macam peralatan untuk
memudahkan penyambungan kabel yang keluar masuk. Diantara peralatan tersebut,
yang biasanya adalah :
1). Terminal Blok
Vertikal
Merupakan tempat diterminasikannya kabel primer, yang dipasang pada MDF
ke arah luar. Kapasitas terminal blok vertikal dibedakan atas kapasitas
sambungannya. Dengan menggunakan kawat penyambung (Jumper Wire), terminal blok ini dihubungkan dengan terminal blok
hirozontal. Pada sentral SPC analog maupun digital, biasanya digunakan terminal
blok berkapasitas 100 pasang.

Gambar
2.5 Terminal Blok Vertikal
2). Terminal Blok
Horizontal
Merupakan terminal tempat terminasi kabel yang datang dari sentral.
Terminal ini dipasang pada MDF kearah sentral dengan kapasitas biasanya 100
pasang urat kabel.87897987987987

Gambar 2.6
Terminal Blok Horizontal
b. Rumah Kabel (RK)
Adalah titik terakhir dari jaringan kabel primer, dan titik permulaan
dari jaringan kabel sekunder. Dimana RK di kondisikan sebagai tempat
penyambungan serta peralihan yang fleksibel dari jaringan kabel primer ke
jaringan kabel sekunder. Kapasitas RK disesuaikan oleh jumlah total pasang
kabel primer dan sekunder yang dapat di terminasikan. Di dalam RK terdapat dua
blok terminasi kabel, yaitu terminasi kabel primer yang datang dari MDF dan
terminasi kabel sekunder yang akan mewakili dari daerah RK menuju ke DP. Antara
blok terminal primer dan sekunder dihubungkan dengan satu Jumper Wire untuk masing-masing nomor pelayan.asdsadasdsad

Gambar 2.7 Rumah Kabel
Fungsi RK dapat
dibedakan :
1). Tempat penyambungan kabel primer dengan kabel
sekunder.
2). Tempat peralihan kabel besar menjadi beberapa bagian
kabel kecil.
3). Tempat dilaksanakannya pengetesan guna melokalisasi
gangguan.
4). Tempat pelaksanaan penjamperan antar sisi terminal
blok primer ke sisi terminal blok sekunder.
c. Distribution
Point (DP)
Adalah terminal kabel yang berguna untuk terminasi akhir kabel sekunder
dan terminasi awal saluran pelanggan. DP berfungsi sebagai:
1). Tempat penyambungan kabel sekunder dan kabel
penanggal.
2). Tempat pengetesan untuk mengetahui posisi gangguan
pada jaringan.
3). Tempat mutasi jaringan yang menuju ke pelanggan.

Gambar
2.8 Kotak Pembagi Atas Tanah
e. Terminal Blok
Merupakan tempat persambungan kabel penanggal dengan kabel yang dipasang
di dalam rumah pelanggan (Indoor Cable).
Terminal blok ini biasanya dipasang diluar dinding rumah pelanggan.

Gambar
2.9 terminal blok
f. Rowset (papan sambung pesawat telepon)
Merupakan terminal atau titik persambungan terakhir
sebelum sampai pada pesawat telepon. Ini terletak dekat pesawat telepon, dan
malah menyatu dengan pesawat telepon itu sendiri.

Gambar
2.10 Rowset
4. Kabel
yang digunakan di Jaringan Lokal Akses Tembaga
a.
Kabel Primer
Kabel primer berfungsi untuk menghubungkan MDF (Main Distribution Frame) suatu sentral telekomunikasi dengan RK
pada sistem catuan tidak langsung dan dengan DP pada sistem catuan langsung.

Gambar 2.11
Kabel Primer
b.
Kabel Sekunder
Kabel sekunder berfungsi menghubungkan RK ke DP. Jaringan kabel sekunder
dapat dipasang di atas tanah dan dapat juga dipasang secara tanam langsung,
tergantung pada kemungkinan pengembangan jumlah pelanggan yang akan di catu.
Kapasitas maksimum kabel sekunder adalah 200 pasang.
Gambar 2.12
Kabel Sekunder
c.
Kabel
Penanggal
Kabel penanggal berfungsi untuk menghubungkan DP
dengan terminal blok yang ada dirumah pelanggan, jenis kabel yang di gunakan
sebagai penanggal ini umumnya adalah Drop-Wire.
Baik Drop-Wire yang menggukanan
Penguat maupun tidak menggunakan penguat.

Gamber 2.13 Kabel Penanggal tanpa Penguat

Gamber 2.14 Kabel Penanggal dengan Penguat Baja
Langganan:
Postingan (Atom)